Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Dari A Hingga Z

Tutorial mata pelajaran bahasa indonesia kali ini akan menghidangkan mengenai contoh-contoh peribahasa yang dibarengi dengan artinya.

Semua negara mempunyai perumpamaan dalam mencontohkan sesuatu. Perumpamaan inilah yang kita namakan dengan peribahasa.

Pada hakikatnya, Peribahasa Indonesia sudah sering digunakan oleh masyarakat. Akibat terdapat banyaknya keragaman adat-istiadat, budaya, dan bahasa sehingga menghipnotis dan memperkaya perbendaharaan kalimat dan juga jumlah peribahasa indonesia.

Contoh-Contoh Peribahasa


1. Peribahasa dimulai huruf A

No Peribahasa Artinya
1. Ada Padang ada belalang, ada air ada pula ikan Dimana pun berada niscaya akan tersedia rezeki buat kita.
2. Ada duit kakak di sayang, tak ada duit kakak ditendang Hanya mau bareng disaat senang saja tetapi tidak mau tahu disaat sedang susah.
3. Ada air ada ikan. Dimanapun kita tinggal,rezeki akan senantiasa ada.
4. Ada asap ada api Tak sanggup dipisahkan, hadirnya sebuah insiden / duduk problem niscaya ada penyebabnya
5. Ada gula ada semut. Dimana banyak kesenangan disitulah banyak orang datang.
6. Ada harga ada rupa Harga sebuah barang tentu diadaptasi dengan kondisi barang tersebut.
7. Ada pasang turun naik. Kehidupan di dunia ini tak ada yang abadi, semua senantiasa silih berganti.
8. Ada rotan ada duri. Kesenangan tentu ada kesusahan.
9. Ada duit kakak di sayang, tak ada duit kakak ditendang. Hanya mau bareng disaat senang saja tetapi tidak mau tahu disaat sedang sukar
10. Ada ubi ada talas,ada akal ada balas. Kejahatan dibalas dengan kejahatan,kebikkan dibalas dengan kebaikan.
11. Ada udang di balik batu. Ada sebuah maksud yang tersembunyi.
12. Adat muda menanggung rindu, adab renta menahan ragam. Orang muda mesti bersabar,dalam menjangkau cita-cita.
13. Adat teluk timbunan kapal, adab gunung tepatan kabut. Meminta hendaknya terhadap yang punya, mengajukan pertanyaan hendaknya terhadap yang pandai.
14. Air beriak tanda tak dalam. Orang yang banyak bicara umumnya tidak banyak ilmunya
15. Air besar kerikil bersibak. Artinya : Persaudaraan akan bercerai berai apabila terjadi perselisihan.
16. Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga. Sifat-sifat anak umumnya menurun dari sifat orang tuanya.
17. Air di cencang tiada putus. Persaudaraan tidak akan putas sebab cuma perselisihian kecil.
18. Air di daun keladi. Sukar di asuh atau dinasihati.
19. Air diminum rasa duri, nasi dikonsumsi rasa sekam. Tidak yummy makan dan minum (biasanya sebab terlalu bersedih/duka).
20. Air jernih ikannya jinak. Negeri yang serba terorganisir dengan orangnya yang serba baik,baik pula akal bahasanya.
21. Air pun ada pasang surutnya. Senang dan sukar senantiasa silih berganti.
22. Air susu dibalas dengan air tuba. Perbuatan baik dibalas dengan perbuatan jahat.
23. Air hening menghanyutkan. Orang yang nampaknya pendiam, tetapi ternyata banyak menyimpan ilmu wawasan dalam pikirannya
24. Asam di darat, ikan di bahari berjumpa di belanga. Laki-laki dan wanita kalau sudah jodoh niscaya akan berjumpa juga.
25. Api dalam sekam. Hal-hal tidak baik yang tidak terlihat dan bahkan kian membahayakan.
26. Alang berjawab, tepuk berbatas. Perbuatan baik dibalas dengan perbuatan baik, perbuatan jahat dibalas dengan perbuatan kejahatan pula.
27. Angan - angan mengikat tubuh. Memikirkan yang tidak-tidak akhirnya menderita sendiri.
28. Air yang hening jangan disangka tiada berbuaya. Orang pendiam jangan disangka tidak berani.
29. Alah bisa sebab biasa. Segala kesukaran tak akan terasa lagi apabila sudah biasa.
30. Anak bapak. Anak laki-laki yang berani.
31. Anak dipangku dilepaskan, beruk di rimba disusui. Selalu merapikan urusan orang lain tanpa mempedulikan urusan sendiri.
32. Angin tidak sanggup ditangkap, asap tidak sanggup digenggam. Sesuatu hal yang tidak sanggup dirasakan.
33. Anjing menggonggong, khafilah berlalu. Biarpun banyak rintangan dalam perjuangan kita, kita dihentikan putus asa.
34. Angan-angan menerawang langit. Mencita-citakan segala sesuatu yg tinggi-tinggi
35. Angan mengikut tubuh. Bersusah hati sebab menimbang-nimbang yang bukan-bukan.
36. Angguk bukan, geleng ia. Lain di ekspresi lain di hati.

2. Peribahasa dimulai huruf B

No Peribahasa Artinya
1. Bagai Makan Buah Simalakama. Bagai seseorang yang dihadapkan pada dua opsi yang sungguh sulit untuk dipilih.
2. Badan boleh dimiliki, hati jangan. Ungkapan bahwa orang tersebut sudah mempunyai kekasih, hatinya sudah ada yang memiliki. Secara fisik mau menuruti segala macam perintah yang menindas, tetapi di dalam hati tetap menentang.
3. Bagai air di daun talas. Selalu berubah-ubah atau tidak tetap pendiriannya.
4. Bagai anak ayam kehilangan induk. Bercerai berai sebab kehilangan tumpuan.
5. Bagai anjing beranak enam. Kurus sekali.
6. Bagai api dengan asap. Tidak sanggup dipisahkan.
7. Bagai bara dalam sekam. Perbuatan jahat yang tak tampak.
8. Bagai bulan kesiangan. Pucat dan lesu.
9. Bagai di sayap dengan sembilu. Rasa hati yang sungguh pedih.
10. Bagai duri dalam daging. Selalu terasa tidak menggembirakan hati dan mengusik pikiran.
11. Bagai itik pulang petang. Sangat lambat jalannya.
12. Bagai kacang lupa akan kulitnya. Tidak tahu diri, lupa akan asalnya.
13. Bagai katak dalam tempurung. Sangat sedikit pengetahuannya, kurang luas pandangannnya.
14. Bagai kebakaran janggut. Bingung tidak keruan.
15. Bagai kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau. Hidup dalam kesukaran / kesengsaraan. 24.
16. Bagai kerbau dicocok hidung. Menurut saja apa yang menjadi prospek orang.
17. Bagai mencincang air. Mengerjakan perbuatan yang sia-sia.
18. Bagai mendapat durian runtuh. Mendapat laba yang tidak disangkasangka tanpa mesti melakukan pekerjaan keras mendapatkannya.
19. Bagai menegakkan benang basah. Melakukan pekerjaan yang tidak mungkin sanggup dilaksanakan.
20. Bagai mentimun dengan durian. Orang yang lemah / miskin melawan orang kaya / kuat.
21. Bagai menulis di atas air. Melakukan perkerjaan yang sungguh sukar atau menenteng tidak mungkin secara hasil.
22. Bagai musang berbulu ayam. Orang jahat berperilaku laris selaku orang baik.
23. Bagai musuh dalam selimut. Musuh dalam kelompok / golongan sendiri.
24. Bagai pagar makan tanaman. Orang yang menghancurkan barang / sesuatu yang diamanatkan kepadanya.
25. Bagai pinang dibelah dua. Dua orang yang sama benar.
26. Bagai pungguk merindukan bulan. Seseorang yang membayangkan atau menghayalkan sesuatu yang tidak mungkin.
27. Bagai rambut di belah seribu. Sedikit sekali.
28. Bagai rumah ditepi tebing. Selalu dalam kecemasan dan ketakutan.
29. Bagai telur di ujung tanjuk. Terancam bahaya.
30. Bagaikan bubuk di atas tanggul. Orang yang sedang berada pada kedudukan yang menyibukkan dan mudah jatuh.
31. Bagaikan air dengan minyak. Tak sanggup bersatu.
32. Bagaikan api makan ilalang kering, tiada sanggup dipadamkan lagi. Orang yang tidak dapat menolak ancaman yang menimpanya.
33. Bagaikan burung di dalam sangkar. Seseorang yang merasa hidupnya dikekang.
34. Bagaimana ditanam begitulah dituai. Tiap-tiap orang ber buat jahat,jahatlah balasannya,begitu sebaliknya.
35. Bahasa menampilkan bangsa. Budi bahasa atau pangrai serta tutr kata menunnjukkan sifat serta tabiatnya.
36. Bak ilmu padi, kian berisi kian runduk. Makin berakal tidak sombong.
37. Barangsiapa menggali lubang, ia juga terperosok ke dalamnya. Bermaksud mencelakakan orang lain, tetapi dirinya juga ikut terkena celaka.
38. Besar pasak dibandingkan dengan tiang. Besar pengeluaran dibandingkan dengan pendapatan.
39. Bermain air basah,bermain api hangus. Setiap pekerjaan atau perjuangan ada susahnya.
40. Belum beranak sudah ditimang. Belum berhasil, tetapi sudah bersenang-senang lebih dulu.
41. Bertepuk sebelah tangan . Kebaikan yang cuma dari satu pihak.
42. Bergantung pada akar lapuk. Mengharapkan santunan dari orang yang tidak mungkin menyediakan bantuan.
43. Berguru ke padang datar, sanggup rusa belang kaki. Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi. Belajar mesti sungguh-sungguh, jangan terputus di tengah jalan.
44. Belum bertaji hendak berkokok. Belum berilmu/kaya/berkuasa sudah hendak menyombongkan diri.
45. Berguru kepalang asuh bagai bunga kembang tak jadi. Belajarlah betul-betul jangan tanggung-tanggung(ragu-ragu).
46. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Bersama-sama dalam suka dan duka, baik buruk sama-sama ditanggung.
47. Berjalan hingga kebatas, berlayar hingga kepulau. Kita mesti berupaya secara betul-betul untuk meraih sebuah tujuan.
48. Biar lambat asal selamat,tak akan lari gunung dikejar. Dalam melakukan sebuah pekerjaan haruslah waspada supaya selamat.
49. Biarkan anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu. Biarpun banyak rintangan dalam perjuangan kita, kita dihentikan putus asa.
50. Biduk kemudian kiambang bertaut. Lekas berbaik atau berkumpul kembali. ( Seperti pertengkaran antara sanak keluarga yang kembali rukun ).
51. Bumi tidak selebar daun kelor. Dunia tidak sempit.

3. Peribahasa dimulai huruf C-D-E-G

No Peribahasa Artinya
1. Cepat kaki ringan tangan. Suka membantu sesama umat.
2. Cuaca di langit mengambarkan akan panas, gabak di hulu tanda akan hujan. Sesuatu niscaya akan ada identitas atau tanda khususnya.
3. Dalam lautan sanggup diduga, dalam hati siapa tahu. Kita tidak mengenali isi hati orang lain.
4. Daripada hidup bercermin bangkai, lebih baik mati berkalang tanah. Daripada hidup menanggung malu lebih baik mati.
5. Daripada hidup berputih mata, lebih baik mati berputih tulang. Lebih baik matidaripada menanggung malu.
6. Daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan kerikil di negeri sendiri. Sebaik-baik negeri orang tidak sebaik di negeri sendiri.
7. Datang terlihat muka, pulang terlihat punggung. Datang dan pergi hendaklah memberi tahu.
8. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Kita mesti beradaptasi dengan adab dan kondisi wilayah tinggal yang kita tempati.
9. Di mana kayu bengkok, di sana musang mengintai. Orang yang sedang lengah mudah dimanfaatkan oleh musuhnya.
10. Dibujuk ia menangis, ditendang ia tertawa. Mau melakukan pekerjaan dengan baik kalau sudah mendapat teguran.
11. Digenggam takut mati, dilepas takut terbang. Serba salah sama-sama merugikan.
12. Dimana lalang habis, disitu api padam. Hidup dan mati tidak sanggup ditentukan, kalau sudah saatnya niscaya kita akan mati.
13. Ditindih yang berat, dililit yang panjang. Kemalangan yang tiba tanpa bisa dihindari.
14. Duduk sama rendah, tegak ( bangun ) sama tinggi. Sama kedudukannya (tingkatannya atau martabatnya ).
15. Elok basa akan kekal hidup, elok akal akan bekal mati. Orang yang bagus akal balasannya akan dicinta orang selama hidup dan setelah mati pun akan diingat orang.
16. Enak makan dikunyah, yummy kata diperkatakan. Sesuatu hal haruslah dimusyawarahkan apalagi dahulu.
17. Esa hilang, dua terbilang. Berusaha terus dengan keras hati hingga maksud tercapai.
18. Gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan tampak. Kesalahan / malu sendiri yang besar tidak tampak.
19. Gajah mati sebab gadingnya. Orang yang mendapat kecelakaan atau binasa sebab keunggulannya / tabiatnya.
20. Gajah mati meninggalkan gading, macan mati meninggalkan belang, insan mati meninggalkan nama. Orang kondang kalau ia mati dalam beberapa lama masih disebut-sebut orang namanya.
21. Gali lubang, tutup lubang. Berhutang untuk mengeluarkan duit hutang yang lain.
22. Gayung bersambut, kata berjawab. Menangkis serangan orang, menjawab perkataan orang.
23. Gigi dengan pengecap ada kalanya bergigit juga. Walau persahabatan sungguh dekat ada kalanya bertikai juga.
24. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Kelakuan orang bawahan senantiasa mencontek kelakuan atasannya.

4. Peribahasa dimulai huruf H-I-J-K

No Peribahasa Artinya
1. Habis manis sepah dibuang. Sesudah tidak berkhasiat lagi kemudian dibuang / tidak dipedulikan lagi.
2. Hancur tubuh di kandung tanah, akal baik diingat jua. Budi pekerti, amal kebaikan, akan senantiasa diingat meski seseorang sudah meninggal dunia.
3. Hangat-hangat tahi ayam. Kemauan yang tidak tetap.
4. Harapkan guntur di langit, air di tempayan dicurahkan. Mengharapkan sesuatu yang belum tentu, barang yang sudah ada dilepaskan.
5. Hasrat hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai. Keinginan atau prospek yang tidak mungkin sanggup dicapai.
6. Hawa pantang kerendahan, nafsu pantang kekurangan. Hawa nafsu dihentikan dianggap remeh mesti dijaga sebaik-baiknya
7. Hemat pangkal kaya, tekun pangkal pandai. Orang yang hidup ekonomis akan menjadi kaya, orang yang tekun menuntut ilmu akan menjadi pandai.
8. Hidup dikandung adat, mati dikandung tanah. Selama hidup orang mesti taat terhadap adab kebiasaan dalam masyarakat.
9. Hidup segan mati pun tak mau. Hidup yang merana sebab terus menerus sakit.
10. Hujan emas di negeri orang, hujan kerikil dinegeri sendiri , baik juga di negeri sendiri. Betapa senang dan bahagi di perantauan , tentu lebih senag dan senang di negeri sendiri.
11. Ikhtiar menjalani, untung menyudahi. Setiap orang mesti berupaya sebaikbaiknya, sukses tidaknya terserah terhadap tuhan.
12. Jangan disesar gunung berlari, hilang kabut tampaklah dia. Hal yang sudah pasti, kerjakanlah dengan sabar tidak perlu tergesa-gesa.
13. Jauh di mata dekat di hati. Dua orang yang tetap merasa dekat meski tinggal berjauhan.
14. Kalah jadi bubuk menang jadi arang. Pertengkaran / permusuhan akan merugikan kedua belah pihak ( sama-sama merugi ).
15. Jauh panggang dari api. Banyak bedanya, tidak kena, tidak benar.
16. Jika ditampar sekali kena denda emas, dua kali setampar emas pula, lebih baik ditampar betul-betul. Setiap perbuatan jahat itu sama saja akibatnya, meski besar ataupun kecil.
17. Kalau diundang ia menyahut, kalau dilihat ia bersua. Bisa menyodorkan maksud dengan cara yang tepat.
18. Kalau pintar meniti buih, selamat tubuh hingga ke seberang. Jika sanggup menangani kesukaran tentu maksud sanggup dicapai.
19. Kalau tiada senapang, baik berlangsung lapang. Jika tidak bersenjata atau tidak bertenaga, seharusnya mengalah.
20. Kalau tidak angin bertiup, tidak akan pohon bergoyang. Sesuatu hal yang terjadi tentu ada penyebabnya.
21. Karena mata buta, sebab hati mati. Menjadi celaka sebab terlalu menuruti hawa nafsunya.
22. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Karena kejahatan atau kesalahan yang kecil, hilang kebaikan yang sudah diperbuat.
23. Katak hendak jadi lembu. Orang hina / miskin / rendah hendak menyamai orang besar / kaya; congkak; sombong.
24. Kecil-kecil cabe rawit. Kecil, tetapi cerdik / pemberani / membahayakan.
25. Kepala sama berbulu, rekomendasi berlain-lainan. Artinya : Setiap orang berlainan pendapatnya

5. Peribahasa dimulai huruf M-N

No Peribahasa Artinya
1. Lain di ekspresi lain di hati. Yang dibilang / diucapkan berlainan dengan isi hatinya.
2. Lain dulang lain kaki,lain orang lain hati. Setiap orang punya pendapat, kehendak dan perasaan yang berbeda.
3. Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Tiap-tiap negeri atau bangsa berlainan adab kebiasaannya.
4. Lancar kaji sebab diulang, pasah jalan sebab diturut. Segala sesuatu mesti ditangani berulang ulang supaya paham.
5. Lemak manis jangan ditelan, pahit jangan dimuntahkan. Perundingan yang bagus jangan disia-siakan, tetapi hendaknya dipikirkan secara dalam-dalam.
6. Lempar kerikil sembunyi tangan. Melakukan sesuatu, kemudian berdiam diri seperti tidak tahu menahu.
7. Lepas dari ekspresi macan jatuh ke ekspresi buaya. Lepas dari ancaman yang besar, jatuh ke dalam ancaman yang lebih besar lagi.
8. Lidah tak bertulang. Mudah saja menyampaikan / prospektif sesuatu, yang berat merupakan melaksanakannya.
9. Lubuk nalar tepian ilmu. Seseorang yang dipahami mempunyai banyak ilmu pengetahuan.
10. Luka sudah hilang parut tinggal juga. Setiap pertengkaran senantiasa meninggalkan bekas dalam hati orang yang berselisih, meskipun pertengkaran itu sudah berakhir.
11. Makan hati berulam rasa. Menderita sebab perbuatan orang yang kita sayang.
12. Malang tak sanggup ditolak, mujur tak sanggup diraih. Segala sesuatu dalam kehidupan bukan insan yang menentukan.
13. Malu mengajukan pertanyaan sesat di jalan. Kalau tidak mau berikhtiar tidak akan mendapat kemajuan.
14. Membagi sama adil, memotong sama panjang. Jika membagi maupun menentukan sesuatu hendaknya mesti adil dan tidak berat sebelah.
15. Membelah dada menyaksikan hati. Ungkapan untuk menyatakan kesungguhan.
16. Menang jadi arang, kalah jadi abu. Kalah ataupun menang sama-sama menderita.
17. Menanti-nanti bagaikan bersuamikan raja. Menantikan santunan dari orang yang tidak sanggup menyediakan bantuan.
18. Menggantang asap. Melakukan perbuatan yang sia-sia.
19. Menghela lembu dengan tali, menghela insan dengan kata. Segala pekerjaan mesti ditangani menurut metode aturannya masing-masing.
20. Menohok sobat seiring dalam lipatan. Mencelakakan sobat sendiri.
21. Murah dimulut, mahal ditimbangan. Mudah sekali berjanji tetapi tidak pernah menepati.
22. Musang berbulu ayam. Orang jahat bersikap menyerupai orang baik.
23. Musuh dalam selimut. Musuh dalam kelompok / lingkungan sendiri.
24. Nasi sudah menjadi bubur. Sudah terlajur, tidak sanggup diperbaiki atau diubah lagi.
25. Nasi tak dingin, pinggan tak retak. Orang senantiasa melakukan sesuatu dengan hati-hati.

6. Peribahasa dimulai huruf O-P-S

No Peribahasa Artinya
1. Orang mau seribu daya, bukan seribu dali. Jika mengharapkan sesuatu, niscaya akan mendapat jalan, kalau tidak menghendaki, niscaya mencari alasan.
2. Pandai berminyak air. Pandai menyusun kata-kata untuk meraih maksudnya.
3. Pangsa menampilkan bangsa, umpama durian. Kita bisa menyaksikan perangai seseorang lewat tutur katanya.
4. Putih kapas sanggup dibuat, putih hati berkeadaan. Kebaikan hati yang dapat dilihat dari tingkah lakunya.
5. Sakit sama mengaduh, luka sama mengeluh. Seiya sekata dalam semua keadaan.
6. Seberat-berat mata memandang, berat juga pundak memikul. Seberat apapun penderitaan orang yang melihat, masih lebih menderita orang yang mengalaminya.
7. Sedap jangan ditelan, pahit jangan secepatnya dimuntahkan. Berpikir baik-baik sebelum bertindak biar tidak kecewa.
8. Sehari selembar benar, setahun selembar kain. Suatu pekerjaan yang ditangani dengan kepercayaan dan keteguhan akan membuahkan hasil yang baik.
9. Sekali air pasang, sekali tepian beranjak, Sekali air di dalam, sekali pasir berubah. Setiap terjadi pergantian pimpinannya, berganti pula aturannya.
10. Sekali jalan terkena, dua kali jalan tahu, tiga kali jalan jera. Bagaimanapun bodohnya seseorang, kalau sekali tertipu, tak akan mau tertipu lagi untuk kedua kalinya.
11. Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Sekali melaksanakan pekerjaan, beberapa maksud tercapai.
12. Seludang menolak mayang. Sebutan untuk orang arogan dan melalaikan orang lain yang sudah berjasa dalam hidupnya.
13. Seorang makan cempedak, semua kena getahnya. Seorang berbuat salah, semua dianggap salah juga.
14. Sepandai-pandai bajing melompat, sekali waktu jatuh juga. Sepandai-pandainya manusia, sebuah ketika niscaya pernah melaksanakan kesalahan juga.
15. Seperti cacing kepanasan. Tidak tenang, senantiasa gelisah.
16. Seperti durian dengan mentimun. Orang lemah / miskin / ndeso melawan orang berefek / kaya / pandai.
17. Seperti lebah, ekspresi bawa madu, pantat bawa sengat. Berwajah rupawan tetapi perilakunya jahat.
18. Serigala berbulu domba. Orang yang nampaknya ndeso dan penurut tetapi sesungguhnya kejam, jahat, dan curang
19. Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna. Pikir dahulu masak-masak sebelum berbuat sesuatu ( pertimbangkan untung dan ruginya ).
20. Setali tiga uang. Sama saja, tidak ada bedanya.

7. Peribahasa dimulai huruf T-U-Y

No Peribahasa Artinya
1. Tahu asam garamnya. Tahu seluk beluknya / berpengalaman.
2. Tak ada gading yang tak retak. Tidak ada sesuatu yang tidak ada cacatnya.
3. Tambah air tambah sagu. Tambah banyak permintaannya, bertambah pula biayanya. Bila bertambah anak, akan bertambah pula rezekinya.
4. Tangan merentang pundak memikul. Berani berbuat mesti berani bertanggung jawab.
5. Terbuat dari emas sekalipun, kandang tetap kandang juga. Meskipun hidup dalam kemewahan tetapi terkekang, hati tetap merasa tersiksa juga.
6. Terlalu aru berpelanting, kurang aru berpelanting. Segala sesuatu yang berlebihan atau kurang akan berakibat kurang baik.
7. Tertangguk pada ikan sama menguntungkan, tertanggung pada rangsang sama mengiraikan. Suka dan sedih dijalani bersama. Keuntungan yang ditemukan dicicipi bersama-sama, kesulitan yang dialami diselesaikan bahu-membahu juga.
8. Tiada rotan akarpun jadi. Kalau tidak ada yang baik, yang kurang baik pun boleh juga.
9. Tua-tua keladi, makin renta makin menjadi. Orang renta yang bersikap menyerupai anak muda, utamanya dalam duduk problem percintaan.
10. Umur setahun jagung. Belum berpengalaman.
11. Untung bagaikan roda pedati, sekali ke bawah sekali ke atas. Keberuntungan atau nasib insan tiada tetap, kadang di bawah dan kadang di atas.
12. Yang buta peniup lesung, yang peka pelpas bedil. Masing-masing ada faedahnya, asal ditaruh pada tempatnya.


Demikianlah kumpulan peribahasa indonesia yang dibarengi dengan arti atau maknanya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Dari A Hingga Z"

Posting Komentar